Pada posting kali ini, Penulis akan menshare pembuatan RF Power Meter sederhana menggunakan skala VU meter yang banyak terdapat di pasaran. Adapun kegunaan dari RF power meter ini adalah sekedar untuk mengetahui seberapa besar output dari pemancar yang sudah kita buat dan untuk mendapatkan nilai pendekatan matching antena. Tentunya masih dalam nilai "pendekatan" karena Penulis sendiri sebenarnya masih meragukan akurasinya. Tetapi tentunya tidak ada salahnya apabila terdapat instrumen sederhana yang akan memberitahukan kepada kita akan seberapa besar output pesawat transmiter kita.
Skema RF Power Meter
Apabila skema diatas kurang begitu jelas, Penulis akan uraikan komponennya, yaitu capasitor keramik 2pF, 20pF dan 10nF, dioda germanium untuk frekuensi tinggi tipe IN60, trimpot 10K, VU meter dan elco 220uF/16 - 25 volt.
RF Power Meter yang sudah Penulis letakkan dalam box
Idealnya box menggunakan bahan dari logam agar groundingnya sempurna, tetapi apabila tidak ada, bisa kita gunakan box plastik atau kita buat box sendiri menggunakan PCB.
Capasitor 2 pF akan mengambil sebagian kecil Power yang dipancarkan, untuk diubah menjadi arus DC sehingga akan menggerakkan jarum VU meter.
Untuk mendapatkan hasil yang bagus, sebaiknya menggunakan trimpot jenis high precision, sehingga akan didapatkan hasil pengkalibrasian yang tepat.
Fungsi elco 220uF sebenarnya adalah untuk penghalus pergerakan jarum VU, sehingga ukurannya bisa kita coba-coba.
Apabila sudah kita rangkai, langkah selanjutnya adalah mengkonversikan skala logaritmik VU meter dan memberi tanda skalanya. Yang perlu kita perhatikan adalah bahwa skala VU meter bukanlah skala yang bersifat linier melainkan logaritmik, sehingga perlu kita konversikan skala dalam dB (desiBell) menjadi Watt. Untuk mengkonversikannya maka kita gunakan rumus seperti di bawah ini.
Penjelasan dari rumus diatas adalah, x = skala yang akan ditandai, y = skala 0 db. Jadi parameternya adalah skala 0 db, skala di sebelah kiri adalah (-) dan di sebelah kanan adalah (+). Sebagai contoh misal 0 db kita set pada 4 watt, maka skala -20 akan dibaca 0,04 watt, (berasal dari x = 4 / (10^(20/10) *keterangan : tanda ^ berarti pangkat, karena saya tidak bisa menuliskan tanda pangkat disini), skala -10 db akan dibaca 0,4 watt, skala -7 akan dibaca 0,79 watt dan seterusnya.
Apabila sudah kita tetapkan skala seperti perhitungan diatas, selanjutnya kita kalibrasi dan kita samakan dengan power meter yang sebenarnya. Kita bisa meminjam SWR dan power meter teman kita kemudian kita sambungkan dengan transmitter dan dummy load, kemudian kita tetapkan power pemancar kita. Selanjutnya setelah kita set power out maksimal dari pemancar kita dan pembacaan sudah sesuai dengan SWR dan power meter hasil meminjam teman kita tadi, kemudian SWR dan Power meter kita lepas dan diganti dengan buatan kita tadi. Langkah selanjutnya adalah mengkalibrasi power meter kita dengan mengetrim trimpot yang ada di power meter sampai menunjukkan skala sesuai yang kita harapkan.
Sebagai contoh pada foto diatas, maka transmitter terbaca sekitar 2,5 watt, karena Penulis men set 0 db pada 4 watt. Sekedar nilai pendekatan untuk matching antena, apabila power yang ditunjukkan ketika menggunakan dummy load hasilnya sama dengan bila kita gunakan antena, maka bisa diperkirakan antena kita sudah match. Tetapi apabila hasil yang ditunjukkan pada saat menggunakan antena tidak sema dengan bila kita gunakan dummy load, maka antena belum pada kisaran match, sehingga antena perlu kita perbaiki. Hal yang perlu kita perhatikan, jangan menggunakan power meter ini pada transmitter / pemancar dengan power yang besar yang kira - kira melebihi skala yang sudah kita atur.
Akhirnya Penulis ucapkan selamat mencoba.
Sebagai contoh pada foto diatas, maka transmitter terbaca sekitar 2,5 watt, karena Penulis men set 0 db pada 4 watt. Sekedar nilai pendekatan untuk matching antena, apabila power yang ditunjukkan ketika menggunakan dummy load hasilnya sama dengan bila kita gunakan antena, maka bisa diperkirakan antena kita sudah match. Tetapi apabila hasil yang ditunjukkan pada saat menggunakan antena tidak sema dengan bila kita gunakan dummy load, maka antena belum pada kisaran match, sehingga antena perlu kita perbaiki. Hal yang perlu kita perhatikan, jangan menggunakan power meter ini pada transmitter / pemancar dengan power yang besar yang kira - kira melebihi skala yang sudah kita atur.
Akhirnya Penulis ucapkan selamat mencoba.
Request postingan swr meter om hehe. lumayan juga harganya kalo beli jadi
BalasHapusyang pernah berhasil saya bikin, SWR resistif mas, akurasi bagus untuk matching antena, pembuatan mudah tapi nggak cocok kalo dipasangkan pd transceiver, krn mengurangi kepekaan, untuk SWR capacitif saya blum berhasil,nanti deh saya usahakan
HapusKirim skema bang yok yang resiftif gak apa
HapusMantap mas, bagus artikelnya
BalasHapusMantap mas, bagus artikelnya
BalasHapusbaguz
BalasHapusKeren banget
BalasHapusjuos banget.
BalasHapusKalau untuk cek rf untuk 100 w ,bagaimana modifnya?
BalasHapusMantap,berhasil mas
BalasHapusAlhamdulillah...
Hapussaya edit lagi cara pakai rumusnya mas, karena saya juga tadi sempat lupa cara pakainya
HapusSkema sederhana namun bisa membuat bahagia hasilnya
HapusTerima kasih banyak ya mas skema nya
BalasHapussama-sama mas...
HapusSemoga amalibadah pajenenga terus mengalir,karena skema yang terus menambah wawasan. Trans ya mas..
BalasHapusamiiin...semoga memberikan manfaat
HapusSalam kenal, saya tertarik mau mencoba buat utk saya pasang di tx yg keluar sekitar 10 Watt ....pertanyaannya cara penyambungan nya yg positif di sambungkan ke antena dan apakah ada komponen yg harus di rubah/di ganti ...? Terimakasih
BalasHapuspd skema, yg tanda panah dari capasitor 2pF itu yg disambungkan ke antena mas, tapi harus ada antena atau dummy load nya lho ya, krn rangkaian ini hanya sekedar mencuplik sedikit aj power yg dikeluarkan. Untuk power 10 watt kliatannya tidak perlu ada perubahan komponen, cuma skala VU nya aj yang disesuaikan
HapusVery Very good..
BalasHapus